Kamis, 15 Juli 2010

Nyeser Melestarikan Budaya Nenek Moyang

Ditulis oleh Abdul Khoir/Sukardi Humas Selasa, 23 Februari 2010 PDF Cetak E-mail

Nyeser adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan saat padi mulai menguning hingga siap panen dengan maksud untuk mengusir hama penyakit padi dan mengusir roh-roh jahat sehingga tidak mengganggu ketenangan masyarakat setempat. Nyeser ini terdiri ada tujuh amot samper (hantu) sedangkan lainya adalah pengikutnya yang berasal dari tradisi nenek moyang dan sampai sekarang masih dilestarikan.

Seperti yang disajikan masyarakat Dusun Syam Desa Temiang Taba, Minggu (21/2) kemarin dan acara tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Sanggau Poulus Hadi, S. Ip. Menurut pengurus adat dusun Syam, Haryanto Alim menjelaskan bahwa adat Nyeser tersebut sudah lama dilestarikan oleh masyarakat dusun syam yakni untuk mewarisi adat budaya nenek moyang secara turun temurun dan selain dusun syam melestarikan adat sanggar nyeser ini terdapat pula di dusun manuk juga melestarikan hal yang sama.

”Desa Temiang Taba terdiri dari 5 dusun antara lain dusun temiang Taba, Urit, Manuk, Syam dan Terajah sedangkan jumlah Kepala keluarga (KK) sebanyak 400 lebih KK. Dan untuk adat nyeser ini kami sudah lama di budayakan atau dilestarikan oleh masyarakat dusun syam dan dusun manuk guna melestarikan adat yang diwarisi oleh nenek moyang secara turun temurun,” ujar Haryanto Alim.

Dalam acara yang juga hadir Sekda Sanggau Drs. C. Aspandi, Staf Ahli Bupati Sudrianus, M.Si, kepala Inspektorat P. Ningkan, S.Sos, Kepala DP2KAD Drs. Andeng Suseno, M.Si, Kepala BPM & Pemdes Wili Brodus Willy, S.Sos, M.Si., kepala BLHKPK Drs. Y. Ontot dan dari Hubkominfo Yacobus, SH, M.Si. Wakil Ketua DAD Kabupaten AL Sandang, BA., Muspika, Tokoh adat, tokoh Masyarakat serta masyarakat setempat ritual nyeser ditampilkan .

Ketua Umum DAD Kabupaten Sanggau Drs. Andeng Suseno, M.Si menyampaikan hal terkait dengan adat budaya bahwa pihak DAD sangat menyambut baik terhadap pelestarian adat nyeser namun dari tahun ke tahun kegiatan acara adat nyeser tersebut harus semakin ditingkatkan.

”Dari pihak DAD Kabupaten Sanggau telah melakukan berbagai macam program guna memajukan kegiatan adat budaya karena Budaya adalah merupakan gambaran perilaku masyarakat maka budaya harus dilestarikan agar tidak pudar dan hilang,” ujar Andeng Suseno.

Wakil Bupati Sanggau saat berhadapan dengan kerumunan masyarakat Dusun Syam menyampaikan mengenai adat nyeser supaya terus di lestarikan, sedangkan mengenai alat musik yang sudah tidak layak pakai lagi akan dapat perhatian khusus yaitu akan dibantu satu set alat musik berupa gong oleh pemerintah daerah.

”Budaya Nyeser adalah budaya kita dan itu harus dilestarikan ke anak cucu kita agar tidak punah ditelan zaman jangan malu mengembangkan budaya ini karena Nyeser ini sudah pernah kita tampilkan di Denpasar Bali,” papar Paolus Hadi.***************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar